CIKPUAN – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Gedung Mahmud Marzuki di Kampus Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Senin (24/6/2024).
Gedung Mahmud Marzuki sendiri rencananya akan dibangun setinggi 9 lantai dan akan menelan biaya Rp 50 miliar. Gedung ini diproyeksikan dibangun tanpa dana hutang ke bank.
“Muhammadiyah adalah bapak kandung Republik Indonesia. Jika ada bupati, gubernur, menteri dan presiden tidak membantu Muhammadiyah bisa kualat. Karena ratusan tahun lalu telah membantu kemerdekaan RI,” ungkap Menteri Perdagangan.
Menurut Mendag, apa yang dilakukan Muhammadiyah ini adalah melaksanakan tugas negara, sesuai perintah konstitusi bahwa tugas negara itu mencerdaskan dan memakmurkan.
“Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mendukung dan mensukseskan sekolah dan ormas Muhammadiyah,” ujarnya.
Sementara Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat kepada Umri. Menurutnya Kampus di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru itu, semakin maju meski usianya baru menginjak 16 tahun.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan tahniah atas kemajuan Umri di bawah kepemimpinan Saidul Amin. Saya saksi kampus ini berkembang sampai seperti saat ini,” ucap Haedar.
Ia menyampaikan kemajuan yang dialami oleh perserikatan Muhammadiyah termasuk perguruan tinggi, sekolah, dan amal usaha bermula dari bawah, terus tumbuh dan kini membanggakan.
“Hal ini bukan pertumbuhan yang berjalan alamiah dan insidental. Meski ada nilai sesuai yang hidup di dalamnya, juga ada nilai yang hidup juga menggerakkan dan pergerakan kita tumbuh besar dan memberikan kemaslahatan untuk umat, bangsa dan semesta,” kata Haedar.
Rektor Umri, Saidul Amin menjelaskan, pada tahun ini Umri melaksanakan sejumlah pembangunan gedung dan hari ini sudah diresmikan. Gedung Tajdid Center dibangun berbasis wakaf setinggi 4 lantai dengan biaya sebesar Rp13 miliar.
Lalu, Gedung Rusunawa sebagai asrama bagi mahasiswa dari luar daerah dengan biaya mencapai Rp18,5 miliar dari anggaran Kementerian PUPR.
Terkait nama Lancang Kuning yang disematkan kepada gerbang kampus, Saidul Amin menjelaskan, bahwa nama tersebut diambil dari kapal legenda masyarakat Melayu. Kapal yang dibuat agar mampu menerpa ombak dan membelah samudera.
“Kami berharap para alumni bisa menjadi sosok yang tegar dalam menghadapi kehidupan laksana kapal Lancang Kuning menghadapi samudra,” sebutnya.
Sedangkan nama Mahmud Marzuki, kata Saidul, diambil dari nama tokoh Muhammadiyah di Bangkinang. Ia melakukan perang gerilya dan ditangkap oleh Belanda dan mendapatkan penyiksaan yang amat pedih.
“Semangat yang kokoh yang ada di hati Mahmud Marzuki diharapkan menular di hati mahasiswa,” ujarnya.**/zie/mc