CIKPUAN – Program Pangan Dunia (WFP) PBB menyuarakan kekhawatiran terhadap situasi di Sudan dan mengatakan bahwa negara Afrika tersebut sedang berada di ambang “krisis kelaparan terbesar di dunia”.
Menurut Leni Kinzli, juru bicara WFP di Sudan saat konferensi pers virtual, program PBB “memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk mencegah kelaparan” dan meningkatnya bentrokan di El Fasher menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Sudan.
“Satu tahun konflik yang menghancurkan di Sudan telah menciptakan bencana kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengancam akan memicu krisis kelaparan terbesar di dunia,” katanya.
Kinzli mengatakan, mereka berupaya menjangkau 700 ribu orang sebelum awal musim hujan saat jalan masih dapat digunakan dan mereka memiliki 8 ribu ton stok makanan di Chad, namun distribusi makanan terhambat karena adanya kendala.
Menyoroti kebutuhan mendesak WFP akan akses tanpa hambatan dan jaminan keamanan, dia menekankan bahwa meningkatnya konflik di El Fasher sangat berdampak pada 1,7 juta orang yang sudah menderita kelaparan.
Mengingat sekitar 28 juta orang di Sudan dan Sudan Selatan menghadapi kerawanan pangan, dia meminta komunitas internasional untuk mengambil tindakan. Kinzli juga mengingatkan pihak-pihak di Sudan akan kewajiban mereka untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
Sebelumnya, perang di Sudan pecah pada April 2023 karena perbedaan pendapat mengenai pengintegrasian pasukan paramiliter Sudan (RSF) ke dalam angkatan bersenjata, antara Jenderal Angkatan Darat Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo.
Konflik tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang menghancurkan, dan bentrokan telah menewaskan hampir 16 ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.**/ara/Ant