CIKPUAN – Seorang bidan di sebuah rumah sakit swasta Bandung, Vinvin Alvionica, sukses menjadi salah satu pengusaha melalui brand busana Alunicorn. Vinvin adalah lulusan pendidikan kebidanan di Universias Padjajaran, Bandung.
Wanita kelahiran Majalengka 5 Oktober 1993 itu bercerita, 80% karyawan rumah sakit itu perempuan dan fashion menjadi nomor satu bagi mereka. Saat Vinvin pakai kerudung atau outfit, banyak yang suka.
“Nah, awalnya itu aku open jastip. Apa yang aku pakai mereka selalu mau atau minta titip beli. Mulai dari situlah aku mulai kepikiran usaha sekitar tahun 2015, itu baru jasti-jastip doang. Bangun brand tahun 2017,” kata Vinvin.
Vinvin pun mulai mengumpulkan modal dari hasil keuntungan jastip untuk membuka usaha. Awalnya menjual hijab, dengan pertimbangan di rumah sakit itu perempuan suka gonta ganti kerudung, hanya bajunya saja yang seragam.
“Dari hijab mulai ke outfit. Pas mereka suka karena melihat aku beda dari yang lain kayak plisket handmade, jadi dibuat bukan pakai mesin,” katanya.
Vinvin pun mendirikan brand Alunicorn, diambil dari nama belakangnya yaitu Alvionica. Sedangkan Unicorn merupakan salah satu karakter yang menjadi favoritnya. Dari awal terbentuknya brand Alunicorn hingga sudah produksi sendiri, Vinvin mengaku tidak pernah membeli jadi atau merebranding barang orang lain. Dia membeli kain, potong, jahit dan memberikan label sendiri sejak 2017.
“Awalnya aku yang jual sendiri di rumah sakit dan langsung ke orang yang memesan. Setelah lama aku rekrut satu orang cs, dua orang packging dan sampai sekarang ada 25 orang di Bandung. Kalau offline store lagi online, sementara kalau event running terus hingga akhir tahun,” tuturnya
Anak bungsu dari empat orang bersaudara ini menuturkan brand yang didirikannya mulai naik daun pada tahun 2020. Saat itu dia mulai menjual busana dari bahan plisket.
“Bahan plisket itu kan umumnya buat kerudung. Nah, 2018-an kan hits banget hijab pashmina plisket dan hijab instan plisket. Aku nggak mau ngikutin itu karena banyak banget kan saingannya. Jadi aku memilih untuk bagaimana ya produk plisket ini kita pakai tapi nggak sama kayak yang lain,” kenang Vinvin.
Menurut Vinvin pada saat pandemi, penjualan Alunicorn justru semakin meroket. Alunicorn tumbuh dan lahir dari belanja online.
“Begitu pandemi, acara offline banyak dibatasi, otomatis menggiring pelanggan untuk belanja online. Kita kan sudah punya online duluan, jadi pembeli menyerbu kita. Ada kenaikan 2-3 kali lipat,” kenangnya.
Saking membludaknya pesanan, Vinvin hingga menambah karyawan untuk mengatur pesanan yang masuk. Penjualannya melalui Live Streaming di berbagai platform media sosial.
Alunicorn sudah menjual puluhan ribu plisket baju. Ciri khas Alunicorn selain plisket adalah Vinvin mengklaim produk yang dihasilkan anti kusut, tidak perli disetrika, menyerap keringat dan nyaman digunakan.
Rencana dalam jangka panjang, kata Vinvin, Alunicorn ingin membuka gerai di beberapa kota yang memiliki pelanggan royal. Vinvin juga ingin memperkenalkan produk plisket handmade yang membutuhkan waktu yang lama.
“Kita kepengen jualan plisket handmade ini mudah-mudahan bisa tampil show di luar negeri,” harapnya.
Bagi kamu yang ingin bertahan lama dalam dunia bisnis, Vinvin memberikan bocorannya. Kita harus bisa develope produk, mengembangkan produk kita jangan sampai monoton dan sama dengan produk lain.
“Tetap bisa mengikuti tren, kalau trennya magenta kita langsung buat,” sebut Vinvin.
Vinvin juga memberikan tips bagi yang tadinya bekerja di sebuah perusahaan dan ingin beralih membuka usaha.
“Tipsnya yang pertama mulai dulu baru mikirin caranya. Jualan dulu aku yang jalani, baru kalau setelah berkembang, aku rekrut karyawan, buat sistem, SOP dan manajemen dan gak usah mikirin yang lain. Kadang orang kan berpikir dulu kan gak jalan-jalan,” katanya.**/zie/walipop